Radarnews9.com || Blitar, Tedak Siten (atau Tedhak Siten), sebuah upacara adat Jawa untuk bayi yang pertama kali “turun tanah” (menapakkan kaki), biasanya saat usia 7 lapan (sekitar 8 bulan), melambangkan harapan orang tua agar anak tumbuh mandiri, berani, dan menjalani kehidupan dengan baik,Tedak Siten, yang secara harfiah berarti “menginjak tanah. Tradisi ini melambangkan tonggak awal perjalanan seorang anak untuk menapaki kehidupan, ditandai dengan langkah pertama menginjakkan kaki ke tanah.
Seperti halnya dilakukan pasangan Owner Martha On Shop Hendik Setyawan dan Lailatul Rohmah yang di karuniai anak laki laki yang diberi nama Mohammad Novel Saga Pratama.Ia melaksanakan apa yang sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang yang menekankan pentingnya mengaitkan adat dengan nilai religius.
Melalui serangkaian prosesi seperti menginjak jadah warna-warni, naik tangga tebu, hingga memilih mainan di dalam kurungan. Upacara ini penuh simbolisme, seperti membersihkan kaki, berjalan di atas bahan-bahan tradisional, dan mengambil barang yang diyakini pertanda masa depan anak
Dijelaskan Hendik “Tedak Siten bukan hanya ritual budaya, tetapi juga doa agar Novel tumbuh menjadi anak yang soleh, sehat, dan bermanfaat bagi masyarakat,”.Prosesi berlangsung khidmat. Muhammad Novel dipandu melewati tangga yang terbuat dari tebu wulung, masuk ke kurungan ayam yang berisi berbagai benda simbolis, hingga akhirnya memilih salah satu di antaranya. Dalam tradisi Jawa, benda yang dipilih diyakini mencerminkan bakat dan arah kehidupan sang anak di masa mendatang.
Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama,serta jamuan hidangan tradisional untuk para tamu dan kerabat yang hadir. Kehangatan suasana mencerminkan semangat gotong royong dan kekeluargaan yang masih terjaga di tengah perkembangan zaman modern.
Bagi keluarga Hendik, Tedak Siten Muhammad Novel menjadi momentum berharga: sebuah pengingat untuk melestarikan warisan budaya sekaligus meneguhkan doa bagi masa depan sang buah hati agar kelak dapat menjadi anak yang sukses, berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Selain itu,menggambarkan doa dan harapan dari orang tua kepada buah hatinya, tradisi tedak siten ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan karena telah diberi keturunan.
